"Dear readers, hope this message finds you well. Thank you a bunch for dropping by. 💕 I just want let you now that I write in Bahasa Indonesia mostly so if you don't feel comfortable with Bahasa Indonesia, choose the language you're comfortable with by choosing the translating option on your left side. If you are viewing it with mobile, simply tap on the "three lines" on your left above corner. Happy reading!"💜
Teknik Menulis Jurnal Pribadi yang Mudah & Nyaman
Assalmu'alaikum sahabat pembaca semuanya, semoga tulisan ini menemukan kalian dalam keadaan terbaik. Di coretan aku sebelumya aku shared tentang manfaat menulis jurnal yang mana salah salah satunya adalah bisa membantu kita dałam meregulasi emosi kita supaya tetap setabil. Lalu bagaimana kalau kita bukan seorang penulis? Mulai dari mana? Harus nulis apa tentang emosi yang kita rasa? Dan pastinya banya pertanyaan lain selain sebelum kita memberanikan diri untuk menggoreskan tinta di atas jurnal kita. Jangan khawatir, kamu ngga sendirian. Pertanyaan yang sama aku tanyakan pada diri aku setiap kali mau nulis.
Hal pertama yang kita harus ingat bahwa untuk jurnal pribadi bukanlah hanya untuk penulis justru jurnal peribadi kita adalah tempat paling aman yang mana kita bisa menulis apapun dan bagaimanapun, artinya kita ngga perlu khawatir tentang grammar ataupun ejaan yang salah. Poin utamanya di sini adalah kita meuangkan perasaan kita dałam coretan yang paling jujur.
Dalam coretan kali ini aku akan share beberapa metode simple yang pasti cocok buat sahabat pembaca semua yang masih kebingungan harus mulai dari mana dan dengan cara apa. Ngga apa-apa banget kalau ternyata teman-teman mulai hanya dengan 1-2 kata saja, kuncinya tetap berusaha konsisten setiap hari.
Langsung aja yuuuuk!!
1. Mulai dengan Pertanyaan Pemantik
Kalau bingung mau nulis apa, jawab saja pertanyaan sederhana ini:
- Apa yang paling berkesan hari ini?
- Apa yang membuatku tersenyum atau stres?
- Apa yang kupelajari tentang diriku hari ini?
2. Tulis Apa Adanya
Nggak perlu bagus. Nggak ada aturan grammar. Tulis sejujurnya. Ini jurnal kamu, bukan skripsi!
Contoh:
"Hari ini rasanya campur aduk. Senang karena proyek selesai, tapi kecewa karena nggak dihargai. Kayaknya aku perlu belajar bilang ‘tidak’ dan jaga batasan..."
3. Boleh Singkat
Nggak harus panjang. Cukup 5 menit sehari.
Contoh cepat:
4. Fokus ke Refleksi, Bukan Cerita Panjang
Daripada menceritakan kronologi panjang, coba fokus ke:
"Kenapa aku merasa begini?"
"Apa yang sebenarnya aku butuhkan?"
"Apa pola yang sering muncul dalam hidupku?"
5. Gunakan Template atau Format Tetap (opsional)
Biar makin mudah, kamu bisa pakai format harian seperti ini:
Template Jurnal Pribadi Harian (Simple)
Tanggal:
Mood hari ini:
Hal paling menonjol hari ini:
Aku merasa… karena…
Apa yang aku pelajari tentang diriku?
Apa yang aku butuh besok?
Selamat mencoba yaaa sahabat pembaca semuanya, coba dari yang paling mudah dan nyaman dulu. Butuh waktu untuk membiasakan diri menulis jurnal, tapi pelan-pelan kita akan merasakan manfaatnya.
Comments
Post a Comment