Also read

Dampak Regulasi Emosi Terhadap Kepercayaan Diri

"Dear readers, hope this message finds you well. Thank you a bunch for drooping by. 💕 I just want let you now that I write in Bahasa Indonesia mostly so if you don't feel comfortable with Bahasa Indonesia, choose the language you're comfortable with by choosing the translating option on your left side. If you are viewing it with mobile, simply tap on the "three lines" on your left above corner. Happy reading!"💜

Dampak Regulasi Emosi Terhadap  Kepercayaan Diri

Hallo, assalamu'alaikum sahabat pembaca semuanya, aku berharap coretanku ini menemukan kalian dalam keadaan yang terbaik, sehat jasmani dan rohani. 

Pernahkah kamu merasa sulit mengendalikan emosi saat menghadapi kritik, tekanan, atau kegagalan? Banyak orang mengira bahwa percaya diri hanya soal berbicara lantang, berani tampil di depan umum, atau yakin dengan kemampuan diri. Padahal, ada satu aspek penting yang sering terlupakan: kemampuan mengatur emosi

Untuk aku pribadi merupakan perjuangan banget untuk bisa pelan-pelan mengendalikan emosi terutama ketika menghadapi kritik dan tekanan. Sebagai perantau yang jauh dari keluarga dari usia yang sangat muda dan kemampuan mengendalikan emosi masih sangat lemah sering kali membuat aku merasa depress dan stress. Tumbuh kembang di lingkungan yang seolah mngekotak-kotakan emosi dengan katagori "salah dan benar. Kala kita sedih dan nangis lantas kita dikasih label "cengeng" seolah-olah kita dilarang sedih dan harus selalu senyum, menerima semua dengan lapang dada tapi proses regulasi emosinya terlewatkan, akhirnya setelah dewasa, di negri orang dengan umur yang mendekati kepala 4 ini aku menyadari betapa banyak emosi yang terpendam, trauma yang harus dibalut dengan pura-pura tegar. Perjuangan banget buat menerima diri sendiri dengan segala emosi yang ada, menyadari bahwa ngga ada emosi yang salah tapi cara penerimaan kita tentang emosi yang dirasa dan cara kita meregulasi emosilah yang harus diperbaiki. Jujur, ini sangat mempengaruhi kepercayaan diri juga. 

Regulasi emosi bukan hanya membuat kita lebih tenang dalam menghadapi situasi sulit, tetapi juga membentuk bagaimana kita menilai diri sendiri. Saat emosi terkendali, kita lebih mudah berpikir jernih, membuat keputusan yang tepat, dan menjaga citra diri yang positif. Sebaliknya, emosi yang dibiarkan liar justru bisa meruntuhkan rasa percaya diri, membuat kita ragu bahkan pada potensi yang sebenarnya kita miliki.

Sebagai langkah awal, teman bisa coba dulu dengan menulis jurnal pribadi dan awe walk, bukan hanya keprcayaan diri, dua hal ini juga bisa membantu kita untuk mencintai diri kita

Berikut aku share rangkuman dari dampak regulasi emosi terhadap kepercayaan diri kita, pastinya setiap orang akan merasakan dampak yang berbeda yaa teman-teman. 

Lebih percaya diri menghadapi situasi sulit 

  • Saat emosi teratur, seseorang tidak gampang panik atau cemas berlebihan. Hal ini membuatnya lebih tenang dalam menghadapi ujian, wawancara kerja, presentasi, atau tantangan sosial. Rasa yakin muncul karena ia tahu bisa mengendalikan respon emosional, bukan dikuasai oleh emosi. Aku masih inget banget pertama kali naik panggung buat baca puisi, aku merasa takut, panik, perut sakit, telapak tangan berkeringat dingin, dan ketika tampil berasa harus cepat-cepat agar bisa cepat turun dari panggung. Selain harus terus dilatih ternyata regulasi emosi yang baik juga bisa boost kepercayaan diri saat harus tampil didepan orang banyak. 

    Meningkatkan resiliensi (daya tahan mental)

  • Orang yang bisa mengatur emosinya cenderung cepat bangkit setelah gagal. Daripada terjebak dalam rasa kecewa atau putus asa, ia bisa memandang kegagalan sebagai pengalaman belajar. Resiliensi ini memperkuat keyakinan diri: “Saya mampu melewati hal sulit.” Butuh waktu untuk terus meningkatkan resiliensi dan bahkan ini proses berkelanjutan dalam hidup. Tapi aku yakin teman-teaman pembaca semua pasti bisa. 😊 

    Pengambilan keputusan lebih tenang

  • Emosi yang tidak stabil sering bikin orang terburu-buru atau menyesal setelah bertindak. Dengan regulasi emosi, seseorang bisa menimbang dengan rasional sebelum memilih. Keputusan yang tepat memberi hasil yang lebih baik, dan hasil positif ini menambah kepercayaan diri.

    Meningkatkan self-worth (harga diri)

  • Saat bisa mengatur emosi, seseorang merasa punya kendali atas dirinya. Hal ini menumbuhkan perasaan bahwa ia berharga dan kompeten. Self-worth yang kuat mendukung kepercayaan diri, karena ia tidak mudah goyah oleh penilaian negatif orang lain. 

    Membantu tampil lebih positif di mata orang lain

  • Individu dengan regulasi emosi baik biasanya terlihat tenang, dewasa, dan stabil. Orang lain akan lebih menghormati, percaya, bahkan menjadikannya panutan. Penerimaan sosial ini memperkuat rasa percaya diri, karena ia merasa keberadaannya dihargai.

    Walau bukan hal yang mudah untuk mengurai luka dan trauma sampai akhirnya bisa meregulasi emosi agar tetap stabil, aku yakin seiring maktu dan konsitensi kita pasti bisa, Yaaaa aku dan kalian pasti bisa, Aku juga saat share coretan ini masih terus berjuang untuk menjadi wanita yang lebih tenang, ngga grasak grusuk waktu ambil keputusan, dan bisa mengkomunikasikan emosi yang dirasa tanpa meledak-ledak. 

    Sampai jumpa di coretan berikutnya, Wassalamu'alaikum 💞

  • Comments